Rabu, 18 Mei 2011

Tanaman Hias Indoor sebagai penyerap zat berbahaya dalam rumah

Kehadiran tanaman hias indoor dalam ruangan rumah dapat meningkatkan nilai tambah ruangan tersebut. Juga memberikan nilai positip terhadap ruangan itu. Diantara batu dan kayu-kayu pengisi ruangan rumah, penempatan tanaman hias indoor, akan menambah keindahan dan mempermanis ruangan. Sentuhan hijau dari tanaman yang ditempatkan disudut-sudut ruangan, membuat suasana rumah menjadi asri dan segar.

Selain memberikan kesan asri, penempatan tanaman hias indoor dalam ruangan dapat difungsikan sebagai pembatas ruangan, pengarah jalan atau sebagai penutup pemandangan yang kurang baik. Banyak kurang disadari atau dimengerti oleh banyak orang, manfaat yang sangat positip dangan penempatan tanaman hias indoor dalam rumah. Selain hijau daun dapat membuat ruangan menjadi lebih segar, menambah keindahan dan enak dipandang mata. Beberapa jenis tanaman hias indoor dapat menyerap zat berbahaya (polutan) dalam ruangan. Sehingga dapat mengurangi tingkat polusi dalam rumah.

Tidak disadari, rumah yang kita tempati sehari-hari, sebenarnya terjadi polusi udara dalam ruangan. Zat polutan sebagai penyebabnya antara lain asap rokok, debu dari binatang peliharaan, bakteri, gas formaldehida yang dihasilkan oleh karpet dan papan bangunan, serta gas dari kompor. Asap rokok yang utama akan meningkatkan kandungan karbondioksida. Juga menghasilkan gas lain seperti formaldehida, hidrogen sianida dan gas lain yang dapat menyebabkan kanker.

Dengan adanya zat polutan dalam rumah, maka setiap hari akan terhirup dan masuk tubuh kita bersamaan kita bernafas. Dengan kadar yang rendah, tidak menampakkan gejala pada tubuh kita. Namun jika setiap hari zat polutan yang kita hirup bertambah terus, sehingga kadar dalam tubuh juga meningkat, maka akan menimbulkan efek yang kurang sehat. Gejala yang timbul bermacam-macam, tergantung kandungan zat polutan dalam ruangan. Gejala awal yang sering terjadi adalah sakit kepala, besin-bersin, iritasi pada mata, hidung dan tenggorokan. Dan pada kadar yang sangat tinggi dapat menyebabkan kematian.

Untuk menekan zat polutan berbahaya dalam ruangan rumah, diperlukan perencanaan yang matang saat pembuatan rumah. Desain ventilasi rumah harus baik, penempatan pintu, cendela dan lubang ventilasi lainnya harus tepat, sehingga sirkulasi udara dalam rumah berjalan baik. Disamping juga penempatan tanaman hias indoor dalam ruangan akan membantu mengurangi zat polutan yang ada. Beberapa jenis tanaman hias indoor dapat difungsikan sebagai penyerap udara kotor dalam ruangan antara lain : Sansiviera, Spatiphylum, Dieffenbachia, Kodaka, Lili Paris, Philodendron, palem kipas. Tanaman hias indoor tersebut dapat ditempatkan pada ruangan-ruangan yang potensi menghasilkan zat polutan seperti, ruang tamu atau ruang keluarga bila penghuninya merokok, dapur dan ruang makan yang banyak terkena asap dan gas dari kompor.

Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa penempatan tanaman hias indoor dalam rumah dapat mengurangi resiko gangguan udara koror minimal 20% dari seluruh gangguan kesehatan. Tanaman hias indoor tesebut dapat menyerap zat polutan dalam udara, sehingga udara dalam rumah lebih bersih untuk pernafasan.

Bagaimanakah rumah anda…!! Sudahkah ditempatkan tanaman dalam ruangan..? Tidak ada kata terlambat. Mari kita mulai sekarang untuk hidup lebih sehat. Terutama untuk anak-nak kita, sebagai aset masa depan.

sumber

Senin, 16 Mei 2011

Sinergi luar biasa budidaya jamur dengan budidaya cacing lumbricus rubellus

Tulisan kali ini akan membahas sedikit lebih mendalam tentang bagaimana sinergi antara limbah baglog dengan budidaya cacing lumbricus rubellus, ini untuk melanjutkan posting sebelumnya mengenai potensi limbah buangan baglog jamur tiram putih.

Memang sudah saatnya pemanfaatan limbah baglog jamur tiram putih ini dicarikan solusi yang lebih berdaya guna agar selanjutnya bisa merupakan solusi yang lebih kompeherensif. Dan...... menguntungkan tentunya.

Baglog jamur tiram putih yang akan dimanfaatkan untuk budidaya cacing

Alhamdulillah kami dipertemukan kembali oleh Allah SWT dengan sahabat kami di masa SMA dulu, dan ini merupakan pertemuan yang tidak disangka dan akhirnya bisa berlanjut ke sinergi yang sangat serius..
Saat ini kami sedang mengembangkan sebuah potensi pemanfaatan limbah baglog jamur tiram putih untuk selanjutnya membuat sebuah pupuk organik dari Kascing/kotoran cacing dan campuran kascing dengan berbagai bahan organik lainnya.

Pupuk organik ini nantinya sangat berkualitas tinggi terutama untuk tanaman seperti bunga-buah dan sebagainya. Kebetulan sekali di Kota Batu dan sekitarnya adalah salah satu penghasil bunga yang sangat besar.., jadi pemasaran pupuknya tidak terlalu jauh juga..

Cacing lumbricus rubellus diantara gergajian dari baglog buangan

Ok.., sekarang akan kami cerita-cerita sedikit tentang budidaya cacing lubricus ini
Apa sih, manfaat dan kegunaan cacing lumbricus, dan nantinya dipasarkan ke mana saja..? Berikut beberapa manfaat dari cacing lumbricus:
  • Karena mengandung protein yang tinggi, cacing paling umum digunakan sebagai bahan makan / pakan hewan ternak atau hewan budidaya seperti jenis burung/unggas, perikanan/ikan, kodok, udang dan sebagainya.

  • Cacing juga dapat diolah sebagai bahan baku pembuatan kosmetik
  • Cacing lumbricus ini sekarang juga sudah dikembangkan sebagai salah satu bahan obat karena dapat menurunkan tekanan darah. Fungsi paling umumnya adalah dapat menurunkan penyakit demam/panas dan meredakan penyakit tipus. Untuk ini biasanya cacing dikeringkan lalu di ekstrak dalam bentuk kapsul.

Kemudian, bagaimana cara membudidayakan cacing ini? Untuk menjawab ini, kita harus memahami dulu bagaimana kondisi yang terbaik untuk perkembangan cacing. yaitu:
  • Tanah sebagai media rumahnya harus mengandung banyak bahan organik, ini nantinya yang akan kita ganti dengan media gergajian dari baglog buangan. cacing menyukai bahan yang mudah membusuk karena mudah dicerna oleh tubuhnya.

  • Cacing menyukai kondisi dengan ph sedikit asam dan netral yang kurang lebih 6-7. Pada kondisi ini bakteri dalam tubuh cacing dapat bekerja optimal untuk melakukan pembusukan dan fermentasi. Kondisi ini harus benar-benar diperhatikan, karena jika pada gergajian terjadi fermentasi berlebihan dan panas, maka justru dapat membunuh cacing itu.

  • Kelembaban optimal di kisaran 30%

  • Suhu yang disukai oleh cacing karena dapat memicu pertumbuhan cacing dan perkembangbiakannya adalah sekitar 15-25 derajat C, untuk ini tempat budidaya cacing sebaiknya terlindung dari sinar matahari langsung. Kalau bisa dibuatkan semacam rumah atau naungan sederhana sehingga terjaga suhu dan kelembabannya.

Memang menurut rekan kami ini, untuk berhasil dalam melakukan budidaya cacing, kita harus terlebih dahulu memahami kondisi yang disenangi oleh cacing tersebut. Pada awalnya budidaya cacing dan pada umumnya diletakkan pada kotak-kotak dalam jumlah banyak, selanjutnya cacing dibiakkan di tempat tersebut.

Budidaya cacing pada kotak-kotak kayu


Gergajian dari baglog buangan sebelum dimakan cacing

Sebaiknya memang sebelum membudidayakan dalam jumlah banyak, dicobakan dahulu.. caranya:
Bibit cacing yang ada dicobakan dahulu di media yang ada dalam kotak-kotak, perhatikan apakah cacing tersebut langsung masuk ke dalam media atau berkeliaran di atasnya, jika masuk ke dalam, perhatikan setiap 3 jam, apakah cacing tersebut keluar atau tidak, jika dalam 12 jam tidak keluar, berarti bisa disimpulkan media tersebut cocok, dan cacing betah di dalamnya..

Namun sahabat kami ini memiliki tatacara yang berbeda untuk mengembangbiakkan cacing lumbricus, dengan berbagai percobaan sebelumnya, beliau membuat semacam kotak dari pasangan bata sederhana. Ukurannya kurang lebih 100x200x50cm. Bagian bawahnya diberi sedikit plesteran tapi yang bisa menyerapkan air. Selanjutnya cacing dibudidayakan di sini..

Mencoba budidaya cacing pada jumlah sedikit dulu di kotak bata, tampak di atasnya diberi makanan berupa ampas tahu selain media gergajian dari baglog buangan

Budidaya cacing lumbricus menggunakan media baglog afkir.
Pertama-tama baglog afkir tersebut dikumpulkan dan dibuang/dipisahkan dari plastiknya
Haluskan dengan menggunakan tangan saja, tidak perlu sampai terlalu halus banget/misal menggunakan mesin.

Baglog buangan dipisahkan dulu dengan plastiknya

Jika terlalu kering, siram sedikit saja agar kelembaban dan kadar airnya bertambah. Tetapi pada umumnya baglog buangan tersebut sudah memiliki kadar air yang optimal sebagai media/makanan cacing.
Selanjutnya setelah gergajian siap sebagai media, dapat difungsikan sebagai pakan/makanan cacing, dan juga dapat difungsikan sebagai media/rumahnya.

Nah, sekarang apa sebenarnya fungsi grajen tersebut? Untuk itu perlu sedikit dijelaskan masalah makanan/pakan cacing. Setiap harinya, cacing dapat menyerap makanan sebanyak berat tubuhnya, artinya, sebaiknya kita memberikan makanan sejumlah berat cacing yang kita budidayakan. Makanan yang paling umum diberikan adalah ampas tahu dengan perbandingan 1:1 dengan berat cacing tadi.

Lalu bagaimana dengan baglog buangan? Disinilah hebatnya gergajian hasil baglog buangan tersebut. Selain berfungsi sebagai media, kandungan gergajian yang juga mengandung nutrisi seperti bekatul dan sebagainya itu juga berfungsi sebagai makanan. Jadi, dengan memberikan gergajian dari baglog buangan, kita tidak perlu lagi setiap hari mencari ampas tahu untuk pakannya, dan pemberiannya pun bisa jadi hanya sedikit saja..

Sebagai ilustrasi pengaturan layer/lapisan pada budidaya cacing menggunakan baglog buangan, adalah sebagai berikut:

Pada gambar tersebut nampak bahwa, pemberian grajen sebagai media cacing lumbricus sebaiknya sebanding dengan berat cacing yang ada.., pada awalnya dibagi menjadi 3 layer, selanjutnya dalam waktu kurang lebih 7 hari, akan terbentuk 2 layer saja yaitu cacing lumbricus dan kascing/kotoran cacing..
Nah, dengan gambaran yang ada tersebut, bisa disimpulkan, apabila kita ingin memproduksi kascing dalam waktu singkat, bisa menggunakan gergajian. Dalam waktu 7 hari, kascing sudah bisa di "panen" di bagian bawah layer yang selanjutnya bisa dioptimalkan sebagai pupuk atau campuran pupuk organik.

Kalau dihitung dari segi produksi, bagaimana menghasilkan cacing lumbricus dan kascing tersebut..?
6 Kotak bata tempat budidaya cacing lumbricus

Menurut pengalaman rekan kami ini, dia membuat sekitar 6 kotak dari pasangan bata dengan ukuran kurang lebih 120x200x50cm tadi. Nah, setiap kotak, InsyaALLAH bisa menghasilkan kurang lebih 80-90kg cacing lumbricus rubellus..

Di ambil di permukaannya saja sudah tampak banyak sekali cacing lumbricus

Hitungannya adalah sebagai berikut:
Bibit cacing yang akan dibiakkan per kotak tersebut diisi sekitar 20-30kg.
Gergajian dari baglog buangan diisikan ke kotak sebanyak kurang lebih mencapai 100kg.
Selain gergajian, masih dibantu dengan pakan dari ampas tahu..
Setiap harinya cacing dapat makan sebanyak berat tubuhnya, lalu selanjutnya menghasilkan kascing tergantung daya serap makan ke tubuh cacing tersebut.
Jika menggunakan pakan ampas tahu, kascing yang dihasilkan kira-kira sebanyak 40% dari berat, sekitar 60% terserap untuk membesarkan cacing.
Sedangkan jika menggunakan gergajian baglog, maka daya serapnya sekitar 40% dan akan menghasilkan sekitar 60% kascing dari beratnya..
Luar biasa bukan..?

Nah bagaimana panennya..?
Cacing dapat dipanen dalam waktu kurang lebih 30 hari.., dari waktu tersebut bibit cacing yang ada tadi InsyaALLAH sudah mencapai kurang lebih 80kg.. Dan kascing yang ada sekitar 50kg an...
Jadi yang dibudidaya rekan kami di 6 kotak itu menghasilkan sekitar 500kg cacing lumbricus rubellus dan sekitar 300kg kascing.. Subhanallah..

Saat ini saja, rekan kami meminta pasokan baglog buangan sekitar 1 ton per pekan yang artinya dibutuhkan sekitar 4 ton per bulannya. Ini masih permulaan, karena target ke depannya membutuhkan hampir 3 kali lipat yaitu sekitar 12 ton baglog buangan per bulan..
Ini masih jauh dari target, karena kebutuhan per bulannya kira-kira mencapai 80 ton. Bahkan jika ingin untuk pasokan luar pulau hingga kalimantan, kebutuhan mencapai 300 ton per bulan.. Subahanallah..

terus bagaimana solusinya..? Ini menjadi tugas saya di tim untuk mencari baglog buangan di seluruh Jawa Timur
..

Kebutuhan cahaya matahari dan temperatur untuk pertumbuhan dan pembungaan tanaman anggrek

Tanaman membutuhkan cahaya matahari, termasuk tanaman anggrek. Cahaya matahari sangat terkait dengan temperatur. Cahaya matahari penuh, temperatur cenderung lebih panas. Cahaya matahari dan temperatur mempengaruhi dua proses kehidupan tanaman.

1. Proses Asimilasi :

Proses asimilasi atau juga disebut fotosintesis adalah proses pengolahan bahan dari luar tanaman seperti air, CO2, nutrisi, yang akan digunakan untuk kebutuhan hidup, memperbaiki kerusakan sel, dan sebagai sumber energi serta untuk membentuk cadangan makanan bagi tanaman.

2. Proses Disimilasi :

Proses membongkar dan menguraikan zat-zat cadangan makanan yang akan dijadikan energi panas atau energi lainnya. Proses disimilasi akan terjadi lebih giat apabila temperatur lingkungannya panas (udara panas).

Pada siang hari apabila mendung maka proses asimilasi akan berkurang. Dan bila temperatur tinggi, maka tanaman akan kehilangan cadangan makanan, karena proses disimilasi juga tinggi. Sebaliknya bila cahaya cerah dan temperatur agak rendah, maka tanaman akan terjadi pertumbuhan.

Kebutuhan cahaya matahari dan temperatur berbeda untuk setiap jenis tanaman anggrek. Ada jenis anggrek yang tidak tahan terhadap cahaya matahari langsung, misalnya Cattleya, Dendrobium atau Phalaenopsis. Namun bila cahaya matahari kurang, daun tanaman menjadi berwarna hijau tua. Pertumbuhan tanaman kurang baik. Dan bunga tidak mau keluar, juga rentan terhadap serangan hama dan penyakit. Bila cahaya matahari berlebih, tanaman menjadi kekuning-kuningan, dan kadang-kadang sampai terbakar. Terjadi pembongkaran cadangan makanan yang berlebih, pertumbuhan terhambat, dan bila berlanjut tanaman akan mati.

Kebutuhan cahaya matahari (%) dan temperatur (OC) untuk beberapa jenis tanaman anggrek :

Jenis Anggrek

% cahaya matahari

Temperatur (OC)

Malam

Siang

Cattleya

50 ~ 60

13 ~ 16

19 ~ 24

Dendrobium

50 ~ 60

15 ~ 16

25 ~ 27

Oncidium

60

15 ~ 18

27

Paphiopedilum(daun hijau)

10 ~ 15

13

21 ~ 25

Paphiopedilum(daun lurik)

20 ~ 30

15 ~ 19

27

Phalaenopsis

15 ~ 30

19

27

Vanda (pensil)

100

21

28

Vanda (sabuk)

30 ~ 50

21

28

Tom Gunadi, 1979

Yang perlu diperhatikan yaitu, sifat dan kebutuhan tiap jenis anggrek terhadap cahaya matahari. Pengaturan cahaya matahari yang sesuai dengan kebutuhannya akan membuat kehidupannya lebih baik, tumbuhan subur, warna daun hijau sehat, berbunga pada waktunya. Dan juga tidak mudah terserang hama dan penyakit.

Untuk mengatur kebutuhan cahanya matahari bisa digunakan naungan dari paranet. Saat ini sudah banyak dijual dipasaran paranet dengan ketebalan sesuai dengan persen kebutuhannya. Untuk para hobiis yang hanya mempunyai bebarapa pot saja bisa ditempatkan dibawah naungan pohon atau di teras rumah. Yang penting penempatanya disesuaikan dengan kebutuhannya.

Bagaimanakah dengan anggrek Anda..? sudahkah tumbuh normal..? berbunga tepat waktu dan sehat..? Kalau jawabannya ada sebagian yang belum, bahkan semuanya belum, coba cek kembali kebutuhan dasar diatas.

sumber

Minggu, 15 Mei 2011

Overwatering, bagaimana cara meminimalkan, dan menghindarinya

Sudah dijelaskan pada posting sebelumnya, bahwaoverwatering atau akibat kebanyakan air pada tanaman anggrek sangat merugikan. Tidak hanya secara finansial, tapi juga waktu. Yang jelas dengan kejadian overwatering yang tidak terkontrol akan meyebabkan tanaman terganggu pertumbuhannya dan pembungaannya. Akibat dari overwatering pada tanaman anggrek seperti busuknya akar dan suburnya pertumbuhan jamur dan bakteri. Hal inilah yang harus cepat diantisipasi oleh hobiis anggrek bila tanamannya dipelihara pada kebun terbuka.

Saat ini diseluruh wilayah Indonesia, kondisi musim yang tidak menentu, curah hujan yang tinggi, pekebun anggrek harus mempunyai perhatian lebih. Kenaikan kelembaban yang cukup tinggi harus diwaspadai. Ancaman overwatering untuk kebun terbuka harus cepat dicarikan solusi mengatasinya.

Beberapa hal yang dapat meminimalkan kejadian overwatering :

1. Pemilihan jenis pot harus tepat, pakai pot yang berlubang banyak, sehingga guyuran hujan yang diterima akan bisa kangsung tuntas terbuang dari pot. Bila pakai pot plastik, tambahkan lubang disamping dan lubang dibawah dapat diperbesar. Yang penting media tidak keluar.

2. Pakai media tanam yang tidak banyak mengikat air atau mempunyai drainase dan aerasi udara yang bagus, sehingga guyuran hujan yang terus menerus tidak tersimpan dalam pot. Hindari pemakaian media sphagnum moss atau sabut kelapa, dimana keduanya mempunyai daya ikat air yang tinggi. Media yang bisa digunakan adalah arang kayu atau pakis.

3. Draenase dan aliran udara dalam kebun harus baik. Bila terjadi hujan, airnya bisa langsung terbuang tuntas. Tidak ada genangan-genanga air dikebun. Bisa ditambahkan kipas bila aliran udara kurang baik. Hal ini akan membantu penguapan sisa-sisa air hujan.

4. Untuk mengantisipasi pertumbuhan jamur maupun bakteri, spray secara rutin, seminggu sekali, dengan fungisida dan bakterisida. Dosis sesuai aturan pembuatnya.

5. Untuk menghindari kejadian overwatering, pemeliharaan dalam green house plastik sangat disarankan. Semuanya dapat dikontrol, termasuk kebutuhan air. Disamping juga kualitas bunga yang dihasilkan akan lebih baik dari kebun terbuka.

Sebenarnya hanya satu masalah air, namun dapat meluas dan menimbulkan masalah lainnya, termasuk penyakit dan kematian. Kecepatan dan ketepatan mengatasi hal ini sangat dibutuhkan. Agar terhindar dari kerugian yang lebih besar. Kelima hal diatas mudah-mudahan dapat menjadi dasar pemikiran bagi para hobiis yang mempunyai masalah dengan overwatering. Akan lebih baik mengantisipasi lebih awal dari pada sudah terlanjur terjadi kerusakan yang lebih parah. Salam anggrek selalu…. dan selalu waspada, musim hujan ini tidak menentu kejadiannya dengan curah yang sangat tinggi.

sumber

Overwatering, bagaimana cara meminimalkan, dan menghindarinya

Sudah dijelaskan pada posting sebelumnya, bahwaoverwatering atau akibat kebanyakan air pada tanaman anggrek sangat merugikan. Tidak hanya secara finansial, tapi juga waktu. Yang jelas dengan kejadian overwatering yang tidak terkontrol akan meyebabkan tanaman terganggu pertumbuhannya dan pembungaannya. Akibat dari overwatering pada tanaman anggrek seperti busuknya akar dan suburnya pertumbuhan jamur dan bakteri. Hal inilah yang harus cepat diantisipasi oleh hobiis anggrek bila tanamannya dipelihara pada kebun terbuka.

Saat ini diseluruh wilayah Indonesia, kondisi musim yang tidak menentu, curah hujan yang tinggi, pekebun anggrek harus mempunyai perhatian lebih. Kenaikan kelembaban yang cukup tinggi harus diwaspadai. Ancaman overwatering untuk kebun terbuka harus cepat dicarikan solusi mengatasinya.

Beberapa hal yang dapat meminimalkan kejadian overwatering :

1. Pemilihan jenis pot harus tepat, pakai pot yang berlubang banyak, sehingga guyuran hujan yang diterima akan bisa kangsung tuntas terbuang dari pot. Bila pakai pot plastik, tambahkan lubang disamping dan lubang dibawah dapat diperbesar. Yang penting media tidak keluar.

2. Pakai media tanam yang tidak banyak mengikat air atau mempunyai drainase dan aerasi udara yang bagus, sehingga guyuran hujan yang terus menerus tidak tersimpan dalam pot. Hindari pemakaian media sphagnum moss atau sabut kelapa, dimana keduanya mempunyai daya ikat air yang tinggi. Media yang bisa digunakan adalah arang kayu atau pakis.

3. Draenase dan aliran udara dalam kebun harus baik. Bila terjadi hujan, airnya bisa langsung terbuang tuntas. Tidak ada genangan-genanga air dikebun. Bisa ditambahkan kipas bila aliran udara kurang baik. Hal ini akan membantu penguapan sisa-sisa air hujan.

4. Untuk mengantisipasi pertumbuhan jamur maupun bakteri, spray secara rutin, seminggu sekali, dengan fungisida dan bakterisida. Dosis sesuai aturan pembuatnya.

5. Untuk menghindari kejadian overwatering, pemeliharaan dalam green house plastik sangat disarankan. Semuanya dapat dikontrol, termasuk kebutuhan air. Disamping juga kualitas bunga yang dihasilkan akan lebih baik dari kebun terbuka.

Sebenarnya hanya satu masalah air, namun dapat meluas dan menimbulkan masalah lainnya, termasuk penyakit dan kematian. Kecepatan dan ketepatan mengatasi hal ini sangat dibutuhkan. Agar terhindar dari kerugian yang lebih besar. Kelima hal diatas mudah-mudahan dapat menjadi dasar pemikiran bagi para hobiis yang mempunyai masalah dengan overwatering. Akan lebih baik mengantisipasi lebih awal dari pada sudah terlanjur terjadi kerusakan yang lebih parah. Salam anggrek selalu…. dan selalu waspada, musim hujan ini tidak menentu kejadiannya dengan curah yang sangat tinggi.

sumber

Sabtu, 14 Mei 2011

Beternak Cacing Lumbricus


1. Siapkan 1 buah kotak dari kayu ukuran 100 x 50 x 25 cm (asumsi bibit 1 kg);
2. Siapkan media yg isinya : 60 % kotoran sapi, 10 % jerami, 10 % gabah kering, 20 % gedebok pisang yg di cacah halus. Aduk media tersebut jadi sampai tercampur sempurna. Masukkan ke dlm karung dan diamkan selama 1-2 minggu;
3. Setelah 1-2 minggu, masukkan media ke dalam kotak, apabila bau kotoran sapi sudah tidak tajam, berarti media sudah jadi. Atau masukan 1 ekor cacing diatas media, bila cacing masuk ke tanah, berarti media sudah cocok.
4. Masukan induk cacing (ciri: sudah keluar ceklitelium atau cegelang, usia 12 minggu),untuk ukuran kotak spt diatas bisa di beri 1 kg indukan.
5. Selesai untuk indukan.

PERAWATAN/MAKAN :
Karena media mengandung makanan pula bagi cacing, cukup taburkan bekatul (gabah kering yg ditumbuk, biasa utk makanan kuda/ayam) 3 hari sekali sambil di semprot dgn sedikit air.
Apabila media agak memadat/kering, semprot air sedikit saja dgn sprayer sambil di aduk-aduk.

SETELAH BERTELUR

- Selang 1 bulan dari pemasukan induk, periksa sarang apakah sudah terdapat telur cacing (kokon), bila sudah ada, segera pindahkan induk cacing ke kotak baru dengan pembuatan media seperti diatas, dan diamkan selama 1 bulan. Setelah sebulan, bisa dipindahkan ke kotak ke-3 dan seterusnya;
- Biarkan kotak pertama dengan telur cacing sampai menetas dan dewasa (usia 3 bulan);
- Cacing bertelur 1 bulan sekali, bibit cacing akan siap jadi indukan setelah usia 12minggu;
- Indukan cacing awal bisa dibudidayakan sampai kotak ke 8. atau usia 11-12 bulan;
- Perbandingan bibit telur dan hasil menurut teori adl 1 : 10 / lebih. Namun biasanya 1kg induk cacing bisa menghasilkan 4 - 6 kali lipatnya.

selamat mencoba..

khasiat cacing untuk pengobatan penyakit

KHASIAT CACING LUMBRICUS RUBELLUS

Diantara lebih dari 1800 jenis cacing yang dikenal oleh para ilmuwan ada dua jenis cacing yang biasa kita pakai di dalam budidaya cacing dan proses pembuatan pupuk organik, yaitu jenis Caing Lumbricus Rubellus dan Eisenia Fetida (cacing Tiger/harimau)

Cacing tanah jenis Lumbricus Rubellus adalah cacing tanah yang tergolong dalam kelompok binatang avertebrata (tidak bertulang belakang) yang hidupnya di tanah yang gembur dan lembab. Cacing ini adalah salah satu jenis cacing yang termasuk dalam kelompok cacing epigeic. Kedua jenis cacing ini sangat mudah untuk diternak ,selain itu perkembangbiakannya sangat cepat dibanding dengan jenis cacing lain.

Limbah kotoran sapi sangat bagus untuk pertumbuhan berat badan dan perkembangbiakan cacing lumbricus Rubellus. Apa bila kita masukan 1 kg cacing lumbricus Rubellus pada satu kotak yang berisi media campuran 1 kg serbuk gergaji yang telah kita rendam dalam air dengan tujuan untuk menghilangkan getah dan bau, dengan 3 kg kotoran sapi yang sudah lama atau sudah menghitam. Lalu kita berikan pakan dari ampas tahu atau ampas aren, maka dalam jangka waktu dua minggu cacing tersebut akan bertelur.

Setelah terlihat telurnya matang atau terlihat kekuningan, kita pisahkan antara cacing induk dengan telornya, induknya kita simpan kemedia yang baru dan telor yang berada dimedia tadi kita biarkan selama kurang lebih dua minggu, maka telor tersebut akan menetas setelah menetas baru kita kasih pakan secara rutin, dalam waktu satu bulan kemudian atau paling lambat 6 minggu cacing tersebut telah jadi dewasa dan siap bertelur seperti induknya.

Sementara itu, Induknya yang sudah bertelur, setelah dua minggu kemudian dia akan bertelur lagi. Terus begitu, bila pakannya bagus induk cacing tersebut setiap dua atau tiga minggu sekali ia akan bertelur. Dalam dua bulan dia akan menghasilkan empat keturunan, bila kita punya induk sebanyak 100kg dalam dua bulan kita akan punya 800kg calon anak cacing, bahkan bisa saja lebih karena setiap satu butir telur cacing lumbricus rubellus berisi 4 ekor anak cacing.

Cacing tanah menyimpan banyak khasiat. Kenyataannya, banyak orang yang mengonsumsinya untuk menyembuhkan beberapa penyakit, tanpa efek samping.

Menurut para ahli cacing Lumbricus Rubellus mengandung kadar protein sangat tinggi sekitar 76%. Kadar ini lebih tinggi dibandingkan daging mamalia (65%) atau ikan (50%).

Beberapa penelitian telah membuktikan adanya daya antibakteri dari protein hasil ekstrasi cacing tanah yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri gram negatif Escherichia coli, Shigella dysenterica, Staphylococcus aureus dan Salmonella thyp

Dari berbagai sumber para ahli dan pakar cacing mengatakan bahwa banyak sekali manfaat dan khasiat dari cacing tanah ini . Diantaranya untuk :

Sembuhkan Typus
Menurunkan kadar kolesterol
Meningkatkan daya tahan tubuh
Menurunkan tekanan darah tinggi
Meningkatkan nafsu makan
Mengobati infeksi saluran pencernaan seperti typus, disentri, diare, serta gangguan perut lainnya seperti maag
Mengobati penyakit infeksi saluran pernapasan seperti: batuk, asma, influenza, bronchitis dan TBC
Mengurangi pegal-pegal akibat keletihan maupun akibat reumatik
Menurunkan kadar gula darah penderita diabetes
Mengobati wasir, exim, alergi, luka dan sakit gigi. (diolah dari beberapa sumber)

sumber : http://manfaatcacing.blogspot.com/2010_04_01_archive.html


Khasiat cacing tanah


Kita mungkin sering mendengar jika ada orang sakit tifus obat yang paling mujarab adalah cacing tanah, tapi biasanya cara konsumsi nya cacing tanah tersebut di rebus lalu diminum air rebusannya. ada juga yang cacing tanah tersebut di keringkan lalu di oven hingga kering lalu tumbuk hingga halus dan di konsumsi bubuk cacingnya atau tepung cacing tersebut.
dari mitos di atas saya sendiri penasaran ingin membuktikan khasiat cacing tanah ini, lalu saya membuat tepung cacing sendiri dan coba saya konsumsi sendiri dan juga untuk karyawan dan tetangga tetangga yang terjangkit sakit tifus dan ternyata hasilnya memang sangat menakjubkan. hanya dalam waktu 2-3 hari langsung pulih kesehatannya.
secara hasil dari khasiat cacing tanah sudah saya buktikan sendiri, tetapi saya sendiri masih bingung kok bisa cacing tanah bisa sangat berkhasiat untuk mengobati tifus, akhirnya saya mencoba mencari informasinya dari beberapa narasumber.
dari hasil diskusi dengan beberapa narasumber tersebut saya mendapatkan sebuah jawaban bahwa " penyebab sakit tifus adalah bakteri salmonela dan kandungan pada cacing tanah adalah pembunuh bakteri salmonela "
lalu saya mencari informasi lebih lengkap tentang kandungan yang terdapat pada cacing tanah dengan test lab kandungan, hasil dari test lab kandungan cacing tanah kurang lebih seperti dibawah ini :
Protein
68%
Asam glutamat
8.98 %
Treonin
3.28%
Lisin
5.16%
Glycine
3.54%
hasil lab di atas adalah beberapa kandungan yang ada di cacing tanah jenis lumbricus rubellus, dan ternyata di amerika dan jepang cacing tanah jenis lumbricus rubellus ini sudah lama di teliti dan enzym dari lumbricus rubellus ini sangat efektif untuk mengobati penggumpalan darah pada tubuh manusia yang bisa menyebabkan penyakit jantung hingga stroke. saya akan bahas lebih detail tentang enzym lumbrokinse ini di artikel berikutnya.

Cacing Tanah, Sahabat Para Penderita Tifus

Cacing tanah di dunia telah teridentifikasi sebanyak 1.800 spesies. Dari jumlah tersebut, ada dua spesies, yaitu Lumbricus rubellus (dikenal dengan cacing eropa atau introduksi) dan Pheretima aspergillum (dikenal dengan nama cacing kalung atau di long), yang banyak digunakan dalam pengobatan tradisional. L. rubellus telah banyak dibudidayakan di Indonesia, sedangkan Ph. aspergillum belum banyak dibudidayakan.

Ketika kita mencari obat demam atau tifus di toko obat cina, penjual akan menyarankan supaya menggunakan cacing kering untuk direbus dan diminum airnya, atau kalau tidak suka dengan baunya yang cukup menyengat, bisa memakan dalam bentuk kering yang sudah dimasukkan dalam kapsul. Cacing kering yang diberikan itu adalah jenis Ph. Aspergillum. Penelitian telah banyak dilakukan untuk mengetahui efek farmakologi cacing tanah terhadap penyakit tifus. Dalam kasus penyakit tifus, ekstrak cacing tanah bisa bekerja dari dua sisi, yaitu membunuh bakteri penyebabnya sekaligus menurunkan demamnya.

Sumber : http://www.piogama.ugm.ac.id

Mengenal Grammatophyllum scriptum atau Anggrek macan

Memang macam-macam orang memberikan sebutan pada tanaman yang pertama ditemukannya. Tidak terkecuali anggrek Grammatophyllum scriptum, banyak orang menyebutnya sebagai anggrek macan. Entah kenapa demikian. Apa karena corak warnanya yang loreng coklat dan ada yang totol coklat. Atau ketahanan dan kekuatan hidupnya yang seperti macan. Lepas dari itu, keindahan anggrek ini bila berbunga, wow….indah sekali…Tangkai bunga panjang dengan kuntum bunga yang banyak, membuat semakin takjub yang melihatnya.

Anggrek ini termasuk berumbi semu pendek, umbinya tidak tertutup oleh upih daun. Dan beberapa helai daun tumbuh dipuncak umbisemu. Perawakan (habitus) tanaman dari tipe ini mirip cymbidium. Anggrek macan ini paling baik ditanam dalam krat dan digantung. Juga dapat ditempelkan pada dahan pohon dengan sinar matahari langsung. Karena karangan bunga anggrek macan menggelantung kebawah. Jenis media tanam yang bisa digunakan untuk menanam anggrek ini pakis atau arang kayu. Anggrek macan kurang suka diganggu terlalu banyak dengan pengepotan ulang.

Grammatophillum scriptum atau yang disebut anggrek macan di Indonesia mempunyai daerah penyebaran di Papua, Makasar dan Nusa Tenggara Timur (NTT). Bunga-bunga anggrek ini tidak terlalu besar. Ukuran sepalnya dengan panjang hanya 3 cm. Berwarna kehijauan pucat. Hampir seluruh permukaan sepal dan petalnya tertutup warna coklat. Pada varietas tigrinum, sepal dan petalnya mempunyai gambaran bercak-bercak besar dan rapat serta tidak teratur berwarna coklat.

Rabu, 11 Mei 2011

3 Gangguan Pada Tanaman Hias

Yang pertama gangguan fisiologis atau kesalahan dalam perawatan telah diulas. Hama sebagai penyebab gangguan tanaman. Gangguan sekecil apapun pada tanaman hias tidak boleh diremehkan. Karena tanaman hias yang dijual atau dipamerkan adalah keindahannya. Dengan sedikit gangguan oleh hama, keindahannyapun akan berubah, tentunya harga akan jatuh. Untuk itu perlunya pengawasan dan pengamatan yang teliti agar cepat bila ada gangguan hama dapat segera diselesaikan.

Di Indonesia yang tropis ini, hama tanaman tumbuh dengan subur. Termasuk pada tanaman hias, hama susah dihindari. Khusus hama pada anggrek telah diulas didepan. Yang terpenting adalah, bagaimana sedini mungkin mengetahui gejala serangan. Sehingga dapat dengan cepat dikendalikan. Serangan hama sangat merugikan. Banyak dana akan terkuras untuk mengendalikannya. Namun belum tentu hasil maksimal. Apalagi pada tanaman hias, butuh waktu untuk memulihkannya bila sudah rusak.

Pengenalan gejala serangan hama tidaklah mudah, butuh pengalaman dan ketelitian.

Serangan Hama Tanaman hias

1. Pada daun terdapat garis-garis putih.

Diagnosis Penyebab : Ulat penggerek daun yang membuat terowongan dan memakan daging daun Cara mengatasi : Jika sedikit pangkas daun yang terserang dan bakar atau ditanam. Jika sudah banyak semprot insektisida sevidol 4/4 G dengan dosis yang dianjurkan.

2. Pada pucuk tanaman atau bawah daun terdapat kutu berwarna putih.

Diagnosis Penyebab : Serangan kutu putih, kutu putih permukaanya mempunyai lapisan lilin dan tepung berwarna putih. Serangan yang parah dapat menyebabkan kematian tanaman. Cara mengatasi : Bila masih sedikit dapat disikat dengan sikat gigi bekas. Dan bila serangan parah, semprot insektisida sevin 85 C sesuai dosis yang dianjurkan.

3. Tanaman layu karena batang dan daun lemah. Pada daun terlihat bekas bintik-bintik.

Diognosis penyebab : Serangan kutu hijau atau apids, kadang juga berwarna kuning kecoklatan. Kutu ini menghisap cairan batang dan daun tanaman. Cara mengatasi : Penyemprotan dengan insektisida yang mengandung malathion pada seluruh bagian tanaman

4. Permukaan daun berwarna coklat kemerahan.

Diagnosis penyebab : Serangan laba-laba kecil atau tungau disebut juga mite yang menghisap daun dan biasanya membuat sarang dibawah daun berupa anyaman berwarna putih. Serangan parah dimusim kemarau. Cara mengatasi : Pangkas daun tanaman yang terserang, bila sudah menyebar semprot dengan akarisida sesuai anjuran

5. Pada bunga terdapat bintik-bintik hitam, jika parah bunganya bisa rusak.

Diagnosis penyebab : Terserang thrip, yang menghisap cairan bunga dan meninggalkan bekas bintik hitam. Cara mengatasi : Semprot dengan insektisida yang mengandung diazinon 60 EC

6. Daun layu dan pada tulang daun bagian bawah menempel hama seperti sisik yang berwarna coklat kekuningan.

Diagnosis penyebab : Terserang kutu perisai yang menghisap cairan daun. Banyak terjadi serangan pada musim kemarau. Cara mengatasi : Bila masih sedikit sikat dengan sikat gigi bekas. Jika serangan sudah menyebar semprot dengan insektisida yang mengandung malathion. Memberikan efek yang baik bila sebelum disemprot daun dilap dengan kain basah, karena hama ini dilapisi oleh lilin.

Hama memang selalu membuat repot para hobiis. Yang akan menurunkan kualitas tanaman hias. Penanganan yang baik selama pemeliharaan akan dapat menyelamatkan dari hama tersebut. Setidaknya dapat mengurangi serangan. Pencegahan adalah syarat mutlak. Budidaya yang benar, pemupukan yang terprogram, penyemprotan insektisida yang rutin, penyiraman dan perawatan lainnya dengan tepat, akan menciptakan tanaman yang sehat. Sehingga akan dijauhi oleh hama tanaman.

sumber